Menderita polycystic ovary, seorang wanita
bernama Harnaam Kaur memiliki bulu jenggot
lebat di area dagu.
- Gangguan sindrom ovarium
polikistik mungkin terdengar asing bagi
kebanyakan orang, padahal gangguan ini cukup
banyak dialami wanita berusia produktif.
Gangguan sindrom ovarium polikistik (polycystic
ovary syndrome/PCOS) akan menyebabkan
berbagai gejala, antara lain haid yang tidak
teratur, pertumbuhan rambut berlebihan sehingga
tumbuh kumis, bahkan jenggot , dan tumbuh
jerawat berlebih.
Harnaam Kaur (25) adalah contoh penderita
PCOS. Meski rambut dan bulu pada tubuhnya
tumbuh lebat, termasuk munculnya jenggot ,
namun ia tidak merasa minder.
Ia bahkan menjadi aktivitas untuk memupuk
kepercayaan diri wanita lain yang memiliki kondisi
sama dengan dirinya.
Wanita yang mengalami PCOS memiliki ovarium
yang mengandung beberapa cairan yang disebut
folikel. Ovarium yang normal hanya mengandung
satu folikel yang akan matang dan pecah menjadi
menstruasi. Lewat pemeriksaan USG folikel ini
bisa terlihat.
Kondisi tersebut juga bisa menyebabkan kadar
hormon androgen dalam tubuh tinggi. Androgen
adalah hormon laki-laki yang juga dibuat oleh
tubuh wanita. Kadar hormon ini yang tinggi bisa
memengaruhi perkembangan dan pelepasan sel
telur pada masa ovulasi.
Penyebab PCOS belum diketahui, tetapi diagnosis
dan perawatan sedini mungkin bisa menurunkan
komplikasi jangka panjang berupa diabetes
melitus dan penyakit jantung. (sumber BANGKAPOS